Pages

Tuesday, August 7, 2012

Don't Gripping your Felicities, Don't Kick your Sorrow

Planning and memories are two differnet files in our life that can make us worried about later and sick or happy about  the past, for the things that rolled by. Now-Here is what really happen to us, the way to see it, called Vipassana. Everyone need to be happy, no matter what happen, can we? As a human, we need to learn about life, learn by ourself, the deepest self. there's some ways i wanna share:

The ways to get vipassana:

1. Learning
Learning about everything happen to our body, our mind, and also our soul. Yes, there're differences about mind and soul. Learning that everythings happen is just happen, they drawing to an end. Without care it make us in pain or in laugh. just learning, yes, its happen, i can through this and i can pass it.

2. Contemplating (merenung)
Without contemplating we know that should not be any get between the teaching and your mind. Why? because we failed to see the ultimate reality (positif digenggam, negatif ditendang).  It proceed from such :
- ignorance
- carmic formation
- kesadaran dualistic
- name and face
- six hole
- contact
- feeling
- menggenggam
- craving
- dead

so, let us be happy in every step we take. if you are not, you should stop the dukka:
The characteristic of people that can stop the dukka:
1. open up your mind
-tidak mudah menghakimi orang,
-tidak mudah menyalahkan orang
-tidak tertarik menjelek2kan orang
manusia menderita karena dikerangkeng oleh pikirannya yang picik.

2. widen your heart
-the ultimate peace, the enlightment, hening
-memiliki hati yang luas
-memiliki pikiran yang luas

3. belas kasih

Monday, August 6, 2012

WHAT IS MARRIAGE?

Menikah bagi sebagian perempuan adalah sebuah keputusan yang besar, sebagian beranggapan adalah keputusan normal, dan sebagian lagi melihat sebagai keputusan yang salah. 


SETTLE DOWN- KIMBRA

I wanna settle down
I wanna settle down
Won't you settle down with me?
Settle down

We can settle at a table
A table for two
Won't you wine and dine with me?
Settle down

I wanna raise a child
I wanna raise a child
Won't you raise a child with me?
Raise a child

We'll call her Nebraska
Nebraska Jones
She'll have your nose
Just so you know

I wanna settle down
I wanna settle down
Won't you settle down with me?
Settle down

Run from Angela Vickers
I saw her with you
Monday morning small talking on the avenue
She's got a fancy car
She wants to take you far
From the city lights and sounds deep into the dark

Star so light and star so bright
First star I see tonight!
Star so light and star so bright
Keep him by my side!

I wanna settle down
I wanna settle down
Baby there's no need to run
I'll love you well
I wanna settle down
It's time to bring you down
On just one knee for now
Let's make our vows

Star so light and star so bright
First star I see tonight!
Star so light and star so bright
Keep him by my side!


Wednesday, July 25, 2012

OST Perahu Kertas



Perahu kertasku kan melaju

Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya

Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaib hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri

Hidup kan lagi mimpi-mimpi (cinta-cinta)
Cita-cita (cinta-cinta)
Yang lama kupendam sendiri
Berdua kubisa percaya

Ku bahagia
Kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada diantara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku
Menemukanmu

Tiada lagi yang mampu berdiri
Halangi rasaku
Cintaku padamu




Thursday, May 31, 2012

Terjebak Dalam Cubikel Takdir


Kita, yang seringkali bersikukuh untuk mengubah seseorang, memermaknya agar sempurna di mata kita, memaksanya agar muat dan tepat dalam ruang hidup kita, memangkas atau menambalnya agar bisa pas dengan kebutuhan kita, tanpa peduli bahwa apa yang kita perbuat sesungguhnya adalah siksaan bagi yang bersangkutan. 


Dalam penjara logika dan mental kita masing-masing, kita berpikir bahwa mengubah seseorang adalah solusi yang realistis dan humanis. Atas nama cinta dan apa pun, kita bahkan merasa bahwa kita sedang berbuat kebaikan.Berbuat kebaikan dengan membuat seseorang yang kita ingini menyandang predikat sebagai “mahasiswa STAN”. Bisa itu disebut sebagai kebaikan jika seseorang itu begitu terpaksa dan tertekan?Bagaimana jika seseorang itu ternyata adalah kita. Kita yang terpaksa menjalani rutinitas dan segala tetek bengeknya di STAN, dengan dosen yang jarang masuk, dengan fasilitas seadanya, dengan lingkungan yang terisolir, dengan seragam polos2 hariannya, dengan mata kuliah2 yang terlalu absurd untuk diaplikasikan saat itu juga, tanpa harus menunggu bertahun2 untuk menjadi atasan yang berkuasa, dengan rasa yang sering kali melonjak keluar dan berteriak, bahwa ini bukan yang kita inginkan dari awal, bahwa kita di sini karena seseorang yang ingin mengubah kita, mengubah kita, lebih tepatnya mengubah masa depan kita yang menurut mereka menjadi lebih baik. 


Di balik itu semua, dinding pikiran kita dikebiri untuk berpikir bahwa segala sesuatunya bisa berawal dari apa yang tidak kita inginkan menjadi satu satunya hal yang bisa membuat kita survive.Coba kita berpikir, survive untuk hidup kita kelak, secara tidak sadar alam pikiran kita telah disetting untuk survive ketika kita mencoba keras bertahan untuk tetap berada dalam segi enam hidup yang sudah kita dapatkan, log perjalanan yang menjadi alur garis hidup kita, pada saat itu kita berusaha sekuat imajinasi kita untuk membuat kita tetap alive, dengan cara bagaimana? Apapun. Apapun yang kita ingin lakukan. Tidak ada siapapun yang memegang lingkaran kendali otak kita kan selain diri kita sendiri bukan?Diri kita sendiri. Perubahan tak pernah terjadi oleh hal lain di luar kita, meski faktor eksternal bisa jadi pemicunya. Yang mampu menggerakkan perubahan sejati hanyalah kita sendiri.


Kita pun acap kali terlena dalam ekspektasi serta upaya untuk mengubah orang lain, dan malah lupa dengan pembenahan yang paling penting dan realistis yakni, sekali lagi, diri kita sendiri. Dan ini adalah masalah yang amat sering kita alami. Dari waktu ke waktu.Bukan dengan sekadar berlindung di balik tameng kebenaran warisan, kata orang, atau segunung kitab. Jika religi dimaknai sebagai sesuatu yang hidup, empiris, otentik, dan bukan sebaris huruf di KTP, maka pembenahan diri sendiri adalah part of my religion.


Boleh dibilang terjerumus di STAN bagi kamu2 yang dari awal sama sekali tidak berniat kuliah disini, secara kasarnya tidak mau menjadi budak negara mengatur perekonomian dibawah kekuasaan pejabat tinggi dan antek2nya,,atau malah sebaliknya? Kamu2 ada yang bercita2 menjadi salah satu antek2 itu, bahkan ingin menjadi penguasa. Penguasa. Penguasa yang mengatasnamakan rakyat mengatur ini itu demi rakyat, tapi tersingkup ternyata ada kong kalikong yang dijadikan aji mumpung,,mumpung jadi penguasa maka bisnis pribadi dijadikan alat kesejahteraan atas nama rakyat. ATAS NAMA RAKYAT.Sisi pandang lain,,Kita telah ditakdirkan menapakkan raga di bumi STAN. 


Mungkin memang tak banyak yang berpikiran sejalan dengan saya, tapi mari kita lihat dan peduli barang sekedip.Kitaàdi STANàkuliahàlulusàwisudaàmagangàdiklatàpenempatanàPNS-------------------------------------kitaèPNS------------------------------------------------------------Apa yang dapat mengubah segalanya dari STAN, hidup siapa?kamu?saya?rakyat?Tengok apa yang telah saya tulis di atas, mengubah seseorang menjadi pas dalam ruang kita, siapa yang bisa? DIRI KITA SENDIRI.


Hidup menjadi percuma kalo kita hanya berdiam diri saja, meratapi penyesalan tak berkesudahan, menghujat takdir bahwa kita berada disini,STAN memang bukan segalanya, bagaimana kita bisa bilang STAN adalah segalanya kalau kita tidak pernah merasa nyaman dengan kondisi yang telah disodorkan ke kita?Tapi segalanya bisa berawal dari STAN. Ha??? Bisa ya??bukan itu, tapi berawal dari diri kita sendiri, bagaimana kita menyikapi rutinitas kita, bagaimana kita membawa jiwa kita ke dalam lubuk niat yang lurus, bagaimana kita mendapatkan yang terbaik dikubangan yang tidak diinginkan, bagaimana kita mengubah diri kita sendiri, bagaimana kita bisa melihat ke depan bahwa kita tidak hanya menjadi seorang PNS yang PNS (Penurut Negara Setia), bagaimana kita melihat senyum orang lain melihat kekuatan yang ada dalam diri kita ketika gol, bagaimana kita menjadikan hari2 kita di STAN menjadi sesuatu yang terlalu indah untuk dilupakan dan terlalu sedih untuk dikenang. DIRI KITA SENDIRI.




Hingga sekarang, saya masih terus belajar, menggali, bergelut dan bergulat. Bukan hanya dengan ketatnya persaingan yang sama2 ingin mengubah diri sendiri, tetapi bermetamorfosis dengan keadaan, social, orang lain, orang yang entah bisa atau tidak menjadi segala2nya buat kita, bukankah “katanya” segalanya bisa berawal dari STAN? Hehehe..


Kita bertemu orang baru. Hati ini lantas berharap, pikiran ini lantas menimbang dan menaksir.
Ketidakpastian seringkali membuat kita tidak merasa nyaman. Jika kita mengalami bahagia, kita ingin sekali menggenggamnya, kalau bisa untuk selama-lamanya. Tapi kalau kita sedang mengalami kedukaan, kita ingin sekali mengusirnya, kalau bisa secepat-cepatnya. Itulah rahasia hidup. Kita tidak tahu sampai kapan kebahagiaan kita bertahan, dan kapan kedukaan kita akhirnya lepas.




Tidak jarang kita menemui kesulitan2 untuk mengubah diri sendiri menjadi apa yang menjadi tujuan diri sendiri pula. Masalah, polemik, kekisruhan, riweuh, ribet, kebetean, kebosanan, ketidaksukaan, yang kadang membuat kitta merasa muak, lantas mengumpat, marah bahkan tak jarang mendendam, pada siapa? Pada nasib diri kita sendiri.


Masalah = Situasi + Perasaan. Masalah baru hadir ketika sebuah situasi kita bubuhkan justifikasi “tidak suka”, “sebal”, “benci”, “tidak benar”, dsb. Namun seringnya kita hanya fokus ke situasi dan mencari cara untuk mengubahnya, sementara kendali itu tidak selamanya ada di tangan kita. Inilah yang akhirnya membuat batin kita lelah, frustrasi, dan stres. Ketika kita mau menghadapi perasaan kita, menerimanya sebulat-bulatnya, atau dalam terminologi meditasi, mengamati sepenuhnya, maka situasi cuma jadi situasi tok. Netral.


Jadi, ketika ada masalah dengan rutinitas, amati diri kita, kita harus mengakui yang satu ini: keheningan adalah rutinitas yang esensial bagi kewarasan dan keselarasan diri kita. Coba rasakan dalam keheningan masalah kita, dimana hanya ada diri kita sendiri untuk tahu, dan hanya kita sendiri yang berhak menentukan apa yanag harus kita lakaukan, coba rasakan sendiri, tak perlu berceloteh atau pun berbuat sesuatu yang kecil sekalipun. Cukup rasakan maka kita tahu bagaimana masalah kita akan selesai.




Menyelesaikan metamorphosis diri sendiri menjadi tujuan hidaup yang sekarang sungguh sudah tidak mungkin terelakkan lagi.